Nidjiholic

Nidjiholic adalah sebutan bagi penggemar grup band Nidji. Saya merasa perlu memberikan acungan jempol buat mereka. Saat Nidji menggelar konser di The Sunan Hotel, 14 Februari, banyak Nidjiholics dari luar Solo, seperti dari Karawang, Bandung, Sidoarjo, Semarang dan Jogja. Mereka jauh-jauh datang ke Solo “hanya” untuk bertemu dengan sang idola.

Saya terkesan dengan mereka. Fans club yang cukup solid dan menginspirasi saya untuk mengaplikasikannya dalam pekerjaan keseharian, terutama berkaitan dengan mengelola hubungan pelanggan . Ibarat sebuah “ brand “ Nidji adalah sebuah merk  yang dicintai oleh pasarnya.  Didukung dengan sepenuh jiwa dan memiliki  agen-agen yang siap mengabarkan keunggulannya serta membelanya pada saat  ‘ jatuh”

Membangun brand agar dicintai membutuhkan ketulusan dalam melayani. Begitu pula yang saya lihat dari  Nidji. Saat jumpa pers sore hari di Narendra  Resto sebelum konser, saya saksikan sendiri bagaimana mereka memperlakukan fansnya dengan begitu tulus. Permintaan untuk meresmikan Nidjiholic Solo dipenuhi dengan semangat meski jadwalnya super sibuk.

Nidji memang layak sukses. Selain tentu saja karena kemampuan musikalitasnya, grup ini saya rasa cukup  piawai  untuk memanjakan  fansnya. Nidji juga memiliki kecerdasan mengelola isu-isu di media . Pertanyaan kritis yang disodorkan oleh media pun dijawab dengan  lugas. Sebagai artis, Nidji tak canggung dengan isu-isu di luar profesinya. Jurnalis yang memancing dengan pertanyaan seputar isu kekerasan berdalih agama, dijawab diplomatis.

Kata Giring Nidji, dirinya adalah seorang muslim yang taat dan fanatik. Karena saking fanatiknya, dia menolak kekerasan  dengan dalih agama.  Hidup damai dan penuh cinta menjadi pilihannya. Jawaban yang cerdas bukan?

Tak hanya itu, sebagai public figure, Giring Nidji juga tak segan untuk menjadi “fans” atau menjadi idola public figure yang lain. Bahkan tanpa ditanya sekalipun, Giring tanpa sungkan menyampaikan kekagumannya kepada Walikota Solo Jokowi. Dengan polos, Giring  mengatakan suatu saat ingin bertemu muka langsung dengan pemimpin yang dinilainya memiliki integritas tinggi itu.

Di atas panggung, Nidji membuktikan totalitasnya dalam menyuguhkan sebuah pertunjukkan. Nidji sepertinya tidak ingin berjarak. Dia selalu mendekati kerumunan penonton, melebur dan menyatu sekaligus menghibur. Tak lupa pesan perdamaian dan cinta terus menerus  mereka suarakan.

Malam kian larut dan  Lagu Bengawan Solo yang dinyanyikan secara khusus oleh Giring  pun menjadikan cinta kami kepada Nidji mengalir sampai jauh ..

Happy Valentine Day !



2 Komentar pada “Nidjiholic”

  1. seorang artis atau entertaiment tidak akan berhasil tanpa adanya seorang fans
    fans yg mndukung semua kegiatan yg di lakukan idola mskipun pda saat dia jatuh
    yg di lakukan nidji bagus,,,, dg mnghargai fans_y sendiri, mmperlakukan dg baek sama halnya sebagai ucpan terima kasih karena tanpa fans nidji bukan siapa2

  2. Nindia Wiji Lestari_D1510055_D3 manaj Adm  berkata:

    menurut saya pribadi seorang artis memang pantas untuk jadi idola. Apalagi jika yang mereka idolakan adalah seorang artis yang benar2 mempunyai bakat yang bisa diberi acungan jempol. Disisi lain mungkin mereka mengidolakan Nidji dikarenakan karena aliran musiknya yang menyenangkan,bisa memberikan semangat yang membara bagi para idolanya. Saya sendiri pun juga merasakan begitu pentingnya kita mengidolakan sesosok artis. Begitu menggebu-gebu,ada saja keinginan kita untuk bertemu dengan idola kita walaupun banyak sekali hambatannya. Pernah pada tanggal 15 oktober ada konser Jrocks dan Superman Is Dead. Kebetulan saya sangat ngefans skali dengan Superman is dead sampai2 saya bela2in untuk berbohong dengan ortu saya hanya ingin bertemu dengan Superman Is Dead walaupun hanya untuk berfoto saja. Ya itulah idola bagi saya

Beri Komentar