Indonesia Mengajar , Anies Baswedan dan asa yang menyala

20120526-235536.jpg

Sebuah peristiwa maha penting terjadi dalam hidup saya hari ini.Salah satu resolusi saya di tahun 2012 untuk bertemu dan berguru dengan Anies Baswedan tercapai . Kalo ada pepatah yang mengatakan bahwa integritas adalah mata uang yang berlaku di seluruh negara di dunia,maka bagi saya integritas adalah magnet yang bisa menarik semua orang untuk mendekat karena sebuah rasa percaya atau ‘trust’ .Itulah yang terjadi jumat 25 Mei 2012 ketika saya menghadiri kuliah umum Anies Baswedan atas undangan Solo Mengajar . Kepadatan pekerjaan, panas yang terik terabaikan lantaran niat untuk menyimak pemikiran tokoh muda Anies Baswedan. Integritas Anies menarik saya.

Indonesia mengajar adalah sebuah gerakan yang dibidani Anies sejak tahun 2010 . Gerakan menempatkan pemuda pemudi terbaik negeri ini untuk dikirim ke seluruh pelosok tanah air menjadi guru sekolah dasar. Sebuah cita cita mulia, yang membangkitkan harapan karena ternyata masih banyak generasi muda yang mencintai Indonesia dengan sepenuh jiwa. Pejuang muda nan brilian itu memilih mengajar di tempat terpencil berbagi pengetahuan. Selama satu tahun mengajar dan meninggalkan jejak inspirasi. Ini bukan merupakan pengorbanan melainkan sebuah kehormatan melunasi janji kemerdekaan mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Apakah kita akan terus marah mengutuki kegelapan atau memilih menyalakan lilin ? Sebuah pembukaan kuliah umum yang sangat menggugah perasaan. Selama ini kita melihat Indonesia yang gelap dan suram. Namun fakta 1.385 anak muda yang melamar dan bersedia untuk menjadi guru di tempat terpencil menunjukkan wajah lain dari anak muda di Indonesia. Sebuah nuansa lain tentang Indonesia.

Dalam kuliah umum yang digelar di gedung FKIP UNS ini Anies juga menyampaikan Indonesia mengajar memakai pendekatan gerakan bukan pendekatan program . dimana dalam pendekatan gerakan ‘ semua orang akan merasa terlibat dan memiliki tanggung jawab, tidak hanya hanya si pemangku program saja. Virus Indonesia mengajar diharapkan akan menyebar keseluruh negeri dan menjadi inspirasi.Merangsang semua untuk melihat pendidikan sebagai perjuangan semesta.
Mendidik adalah tugas konstitusional negara, tetapi sesungguhnya mendidik adalah tugas moral tiap orang terdidik . Hari ini virus Indonesia mengajar telah menyebar ke Solo dengan di deklarasikannya SOLO MENGAJAR. Selamat menunaikan janji kemerdekaan,tiada letih untuk selalu menjadi penyala

20120527-083738.jpg

Cirebon dalam catatan

20120518-192543.jpg20120518-194728.jpg

Di kraton kasepuhan, keadaan sedikit berbeda, kraton kasepuhan tampak terawat dengan arsitektur yang sangat menarik. Terutama ornamen ornamen di dalam kraton seperti Piring keramik yang berasal dari dinasti Ming Cina tahun 1404. Di dalam ruangan Bale Paseban terdapat kelambu dengan 9 Warna. Jumlah pengunjung yang datang ke Keraton Kasepuhan juga lebih banyak , mungkin karena Keraton ini yang terbesar diantara tiga keraton yang ada. Bagi pengunjung yang ingin bertemu dengan raja, ada paket khusus yang ditawarkan. Harga tiket masuk ke Keraton cukup murah hanya Rp. 5000,- saja. Pemandu wisatanya sangat menyenangkan.

Wisata ke Cirebon tak lengkap bila tak mampir ke kampung Batik Trusmi, saya berbelanja di outlet Batik EB. Aneka ragam batik pesisiran tersedia termasuk motif mega mendung yang menjadi andalan.Tak hanya Batik, kita juga bisa menikmati kuliner khas Cirebon seperti nasi jamblang dan souvenir. Pelayanannya sangat ramah dan pemiliknya tampak sangat sadar marketing ‘ hal ini terlihat dari ketersediaan informasi berupa brosur yang lengkap, dan jangan khawatir karena pembayaran melalui kartu kredit pun diakomodir. Sayangnya setelah mengelilingi kawasan kampung batik trusmi saya melihat penataannya perkampungannya yang kurang arstistik.

Sekian dulu catatan saya tentang cirebon selebihnya biarkan gambar yang berbicara, karena besok saya harus bangun pagi untuk melanjutkan perjalanan ke pelabuhan . Kalo tak malas sih …, karena cuaca di sini sangat panas . .

20120518-200304.jpg

20120518-200429.jpg

20120518-200503.jpg

20120518-200557.jpg

20120518-200637.jpg

20120518-200701.jpg

20120518-202905.jpg

20120518-203033.jpg

Tentang Rumah Baca ‘Mata Dunia ‘

Terharu, itulah rasa yang menyembul di dada tatkala, kami menata buku demi buku. Sabtu 12 Mei lalu menjadi sebuah momentum pribadi yang pasti tak kan terlupa. Bersama sahaba Dewi dan yusmei, hari itu kami berhasil merampungkan sebuah gagasan untuk membuat rumah baca di desa Tlogolele, kecamatan Selo, Boyolali. Proyek pribadi yang nyaris mustahil tanpa campur tangan Nya.

Berawal dari obrolan ringan saya bersama Yusmei tentang rendahnya minat baca generasi muda, kami mulai berpikir untuk merealisasikan impian untuk membuat Rumah Baca. Desa Tlogolele menjadi pilihan karena yusmei yang juga seorang jurnalis cukup memahami daerah yang terletak di lereng gunung Merapi tersebut. Singkat kata wilayah peliputan Yusmei akan memberi kemudahan dalam memotret kondisi dan mengakses daerah tersebut. Dan Yusmei menjadi pimpinan proyek impian ini .

Obrolan ringan dilanjutkan dengan pertemuan dirumah saya, mengumpulkan teman teman se visi seperti Arief, Dewi, dan mas Ludi, untuk urun rembug dan membuat sebuah konsep rumah baca Nama ‘Mata Dunia ‘ tercetus dari Dewi malam itu disela sela pertemuan.Sedari awal saya sudah memperkirakan bagaimana sulitnya kami nanti akan berkoordinasi mengingat tidak berasal dari kantor yang sama dan masing masing memiliki kesibukan yang tinggi . Lokasi pekerjaanpun terpencar. dewi di Jogja, Yusmei di Boyolali dan saya di Solo .Namun dalam hati saya memiliki keyakinan yang besar bahwa niat baik pasti akan dimudahkan dan dilancarkan melalui campur tangan Nya.

Pertemuan dilanjut dengan survey, bertiga Dewi ,Yusmei , saya ke Desa Tlogolele yang akhirnya mempertemukan kami dengan Pak Lurah setempat. Kamipun berharap semoga berjodoh lokasi untuk membangun rumah baca disini . Pak lurah yang masih tergolong muda usia menyambut niat baik kami , dan menyediakan sebuah ruangan di balai desa untuk diisi dengan rak dan buku buku yang dibutuhkan. Alhamdullilan , minggu lalu Rumah Baca Mata Dunia terealisasi sebanyak 600 buku dan majalah telah terdisplay meski masih sederhana. Tentu saja kami wajib mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan bagi impian kecil ini .

Insya Allah pendampingan akan kami lakukan agar gerakan minat membaca di daerah ini bisa meningkat dan rumah baca Mata dunia bisa memberikan inspirasi bagi terbukanya wawasan bagi masyarakat setempat. Pendampingan direncanakan dua minggu sekali dengan kunjungan ke lokasi, itung itung piknik sekaligus menikmati jadar bakar Selo yang yummi . Apabila teman teman ingin memberikan sumbangan donasi buku kami menyambutnya dengan tangan terbuka. Buku agama dan hidup di daerah bencana sangat menarik minat mereka. Monggo silahkan …

Begitu cerita saya tentang Rumah Baca Mata Dunia Kawan…

20120516-195514.jpg

20120516-200126.jpg

‘Melahirkan Kartini hari ini ‘

Sore itu ruang redaksi Solopos dipenuhi dengan perempuan perempuan cantik dari berbagai elemen masyarakat. Sebelum masuk ke lantai 2 para undangan berfoto di depan stage . rupanya sejumlah perempuan sedang melakukan diskusi dengan tema : melahirkan Kartini hari ini .

Ide topik tersebut datang untuk menyambut bulan kelahiran tokoh perempuan Raden Ajeng Kartini.Setahun yang lalu kami komunitas public relations solo raya memberikan apresiasi kepada pesinden Muda Sruti Respati bertempat di sebuah wisma jompo. Tahun ini tepatnya hari Kamis 26 April 12, sebuah diskusi tentang perempuan kami gelar di Griya Solopos dan disiarkan secara langsung melalui 103 solopos fm . Tiga pembicara kami hadirkan untuk mengupas perbincangan hangat dari dan untuk perempuan tersebut. Vera kartika Giantari seorang tokoh aktivis perempuan, Rini Yustiningsih (jurnalis perempuan) dan Elizabeth Yuniar ( Duta Bahasa 2012) membedah ‘ pemikiran serta spirit Kartini untuk mengatasi persoalan perempuan hari ini . diskusi diawali dengan lantunan suara merdu salah satu narasumber yaitu Elis yang menyanyikan lagu Putri Solo . Suasana tambah syahdu waktu dilakukan pemutaran slide tentang Kartini dan kiprah perempuan perempuan yang mengubah dunia. Kemudian diskusipun dibesut oleh 3 host sekaligus yaitu Nicky, Anas dan Retno . Seperti biasa Suasana diskusi ProSolo selalu berlangsung santai namun inspiratif..

Mbak Vera pada sesion awal menyampaikan, bahwa Kartini pada masa itu telah melakukan perlawanan dengan cara cara yang sangat modern. Menulis berkorespondensi serta melakukan perjuangan melalui pendidikan. Saat ini banyak perempuan yang masih mengalami kekerasan baik fisik maupun non fisik berupa kekerasan psikologis, ekonomi dan seksual . Kekerasan non pisik seringkali menimbulkan trauma dan membuat korban tidak bermartabat.

Tak jauh berbeda, narasumber lainnya yaitu Rini yang menyoroti tentang kondisi perempuan bekerja yang masih terbelenggu pandangan masyarakat. Perempuan Indonesia memiliki beban ganda apalagi untuk profesi profesi yang tergolong maskulin seperti jurnalis. Pandangan minir dr lingkungan serta keluarga seringkali menjadi beban bagi perempuan.

Yang menarik adalah pendapat dari Elizabeth Yuniar atau akrab disapa dengan Elis, duta bahasa nasional dan mantan Putri Solo II 2010 ini menyampaikan bahwa Kartini adalah seorang public relations handal pada jamannya, kenapa? Karena Kartini mampu berelasi dengan sahabat sahabatnya dari berbagai belahan dunia dan menjadi duta dari perempuan Indonesia dalam menyuarakan gagasannya. Kartini mampu membangun merk dirinya sebagai seorang pemikir dan inteletual yang pemikirannya melampuai jamannya . Gagasannya masih relevan sampai hari ini dan menjadi sumber inspirasi dari gerakan perempuan di negeri ini . Menurut elis perempuan Indonesia saat ini harus bersikap independent, berani menerima tantangan berprestasi sekaligus berkarakter. Sebuah diskusi yang menarik apalagi dengan gift yang diberikan oleh wardah kosmetik pada akhir acara….

20120503-164750.jpg

20120503-165054.jpg