Mem–PR–kan PR

Bukti bahwa profesi PR belum populer di banyak kalangan kembali saya  rasakan ketika saya menjadi pembicara dalam gathering yang diadakan oleh sebuah perusahaan pada hari Sabtu (6/3/2010) ini. Dari 50 peserta yang hadir tak satupun tahu apa yang dimaksud dengan public relations dan apa yang dikerjakan oleh profesi ini. Bahkan ada salah peserta menyampaikan pemahaman yang menurut saya cukup menggelikan tentang PR. Menurutnya, PR itu adalah orang (perempuan) yang bekerja menemani tamu di sebuah night club .

Masya Allah. Ternyata pemahaman mengenai profesi PR telah dipersepsikan hanya sebatas escort girl. PR sudah di-salahkaprah-kan sebagai perempuan yang bertugas menemani tamu belaka. Di night club memang escort girl yang biasa dipanggil dengan sebutan PR. Escort girl ini tidak hanya sekedar menemani tamu, tetapi  juga diharapkan mampu  meningkatkan penjualan minuman (keras) sebuah  club malam. Read the rest of this entry »