Kunjungan saya ke kantor humas dan protokol Solo Kamis lalu, memberikan kesan yang mendalam. Peraturan yang ditujukan untuk pegawai negeri sipil di kota Solo agar memakai pakaian tradisional ternyata disambut dengan perasaan iklas para pegawai pemkot Solo.Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana para pegawai ditengah aktivitas kerjanya tampak happy menggunakan pakaian tradisional nan ribet . Seminggu sekali atau setiap hari Kamis kita akan melihat pemandangan ini di Solo kota budaya.
Lahir dan besar di kota ini membuat saya memahami karakter warganya. Solo bukanlah kota yang gampang dikendalikan. Banyak kalangan menyebut Solo sebagai sumbu pendek . Mudah disulut, tentu pernyataan ini bukanlah tanpa alasan. Sebut saja ragam kerusuhan yang pernah terjadi di kota ini.Sekarang sebuah perubahan besar telah terjadi, Aturan yang menurut saya susah untuk diaplikasi pun dijalani warganya dengan sepenuh hati .
Semua elemen masyarakat bergerak memberikan yang terbaik untuk kotanya. Hal ini merupakan sinyal positip berjalannya partisipasi publik dalam proses pemerintahan. Rasa percaya yang besar kepada pemimpin menjadi kuncinya. Public trust yang tinggi terhadap duet walikota Jokowi dan Rudy membuat Solo menjadi kota yang bersinar saat ini. Hampir semua program program pemerintah kota mendapat dukungan penuh dari warganya tanpa keterpaksaan. Tidak terkecuali program PNS dengan pakaian tradisionalnya. Saya tak bisa bayangkan apabila himbuan ini dilakukan oleh pemerintah kota yang tidak mengantongi “trust ” dari warganya.
Solo masa depan adalah Solo masa laloe terbukti bukan hanya slogan tanpa nyawa. Jokowi dan Rudy tak hanya membangun infra struktur kota ini namun juga karakter warganya.Semua bertujuan agar Solo tumbuh menjadi kota yang humanis. Belum sempurna mungkin, tapi kita perlu angkat jempol untuk kesungguhannya ..
Walaupun kebijakan dari pemerintah kota Solo ini banyak menimbulkan pro/kotra, menurut saya langkah ini bisa memperbaiki citra kota solo yang katanya mulai kehilangan jati dirinya sebagai kota berbudaya. Masyarakat Indonesia kembali tersadar bahwa tak hanya jogja yang tradisinya masih terjaga hingga kini, namun lebih dari itu selain mampu mempertahankan kebudayaan dengan baik, Kota Solo juga menjadi kota pertama yang berani menerapkan tentang pemakaian baju adat tradisional sebagai pakaian yang digunakan di lingkungan pemerintah. Hal ini tentu akan menjadi kelebihan tersendiri bagi kota solo untuk mempertahankan eksistensinya sebagai The spirit of java.
Sebagai warga solo saya sangat mendukung kebijakan dari pemerintah solo yang mewajibkan PNS setiap kamis untuk mengenakan kebaya maupun beskap. Pemandangan seperti ini masih jarang sekali terlihat di kota lainnya. Tujuan dari kebijakan ini untuk melestarikan pakaian tradisional. Selain itu penggunaan pakaian tradisional dapat mendorong industri rumah tangga, seperti pembuat blangkon, kain batik, atau penjahit kebaya dalam memperbaiki perekonomian warga solo. Apalagi sekarang bukan hanya PNS yang mengenakan kebaya tetapi anak-anak sekolah juga ikut mengenakan kebaya di sekolah. Rasa percaya yang besar kepada pemimpin dan kebudayaan yang dimiliki menjadikan solo sebagai icon kota yang banyak dicontoh oleh kota lainnya dalam berbudaya.
PNS kebaya dan beskapan di Solo
untuk pertama kali mendengar kebijakan Pemerintah kota Surakarta yang mengharuskan PNS memakai kebaya dan beskapan mungkin setiap orang akan berpikir “apa tidak ribet memakai seragam seperti itu ?” banyak pro dan kontra ,namun saya berpikir kembali bahwa kebaya dan beskapan itu adalah salah satu warisan kebudayaan dan Kota Solo sendiri terkenal dengan kota heritage. menurut saya hal itu sangat mendukung akan eksistensi Kota Solo yang saat ini menjadi sorotan publik dunia atas kepemimpinan wali kota solo yang selalu memberikan suatu gebrakan baru melalui unsur tradisional dan kebudayaan.
bahkan sebagian Sekolah menengah atas di kota Solo pada saat pengumuman kelulusan setiap siswa di haruskan memakai kebaya dan beskap agar tradisi pelajar yang selalu mencoret-coret dan konvoi dijalan berkurang dengan adanya kebijakan tersebut.
so saya sangat mendukung dan setuju dengan kebijakan tersebut, karena saya cinta dan bangga akan kota Solo sebagai Kota Budaya 🙂
Saya setuju dengan kebijakan yang diberikan oleh Jokowi dan Rudi dengan adanya peraturan mengenakan beskap pada satu hari dalam seminggu di hari kerja pegawai negeri sipil. Dan yang saya ketahui hanya “Kota Solo” yang memberikan peraturan kepada pegawai negeri sipil untuk mengenakan kebaya dan beskap pada hari kamis.
Walaupun terlihat ribet, tetapi pemerintah Solo ingin mengembangan sekaligus mengenalkan kebudayaan Kota Solo melalui Peraturan tersebut.
Selain PNS, kebaya dan beskap pun sudah dikenakan untuk sekolah-sekolah favorit di Kota Solo. Walaupun banyak siswa yang tadinya mengeluh, tapi karena sudah terbiasa sekarang mereka merasa nyaman mengenakan kebaya dan beskap.
Saya merasa bangga dengan adanya peraturan pemerintah Kota Solo tersebut walaupun saya bukan warga solo asli, tapi saya akan selalu mendukung program pemerintah itu dan semoga ada peraturan yang unik lagi untuk ke depannya.
“SOLO SPIRIT OF JAVA”
Seandainya saja budaya itu tidak hanya diterapkan di Solo ? Melainkan di semua kota di seluruh Indonesia dengan budayanya masing – masing, Alangkah lebih indahnya ya Indonesia ini dan yang lebih pasti budaya kita gag akan diakui oleh Negara lain
Jadi kelihatan gagah2 dan anggun2 bapak n ibu PNS ,saya sebagai anak muda jadi ikut senang melihatnya.,gak cuma saat acara resepsi pernikhan atau acra resmi akn tetapi saat bekerja juga oke..
peraturan yang bagus untuk kota solo yang merupakan kota budaya, semoga kota lain bisa mengikutinya 🙂
itu bisa jadi salah satu usaha pemerintah untuk melestarikan kebudayaan jawa 🙂
Kebijakan pemerintahan kota solo yang mewajibkan Pegawai Negeri Sipil menggunakan beskap dan kebayak pada hari kamis, hal ini merupakan suatu kebijakan yang positif untuk membangun budaya kota solo. Karena suatu pakaian adat daerah itu merupakan suatu ciri dari daerah itu sendiri.
Saat ini tidak hanya Pegawai Negeri Sipil saja yang menggunakan kebaya dan beskap, namun juga sudah merambat ke sekolah-sekolah di solo. Kebijakan ini diharapkan dengan mengenakan beskap tidak sekadar menutup tubuh, namun orang yang mengenakan beskap sebaiknya bersikap njawani dalam perilaku maupun tutur kata, sebagai ciri dari warga solo itu sendiri.
Semoga dengan kebijakan ini dapat mendorong semangat daerah lain untuk menjaga budaya dan tradisi sebagai ciri khas
untuk sekarang ini solo mulai nenetapkan kebijakan pemerintah tentang kebudayaan. ya contohnya menggunakan kebaya dan bescap unruk para PNS.. sebagai contoh untuk tahun tahun sekrang ini sudah dimulai sekolah-sekolah saat perayaan kartini menggunakan kebaya untuk wanita dan bescap untuk pria,,, jadi bagus sekali kebijakan itu diadakan,, tidak hanya untuk PNS sajja.
wow ini sangat bagus kebijakan pemkot Solo untuk mengharuskan PNS memakai kebaya dan beskap. Terobosan baru untuk salah satu upaya melestarikan kebudayaan kota sendiri yang sudah lama agak luntur hehe 😀
sekarang sepertinya anak2 SMP juga memakai beskap kan? mengenalkan budaya Jawa sejak dini. Acungkan jempol untuk Pemkot Solo 😀
selalu melestarikan budaya 🙂
PNS Kebaya dan Beskapan di Solo
Sangat membanggakan dengan cara inilah mampu melestarikan budaya yang ada di solo. kota solo dengan selogan Solo The Spirit Of Java sangat cocok dan pas dengan adanya kebijakan PNS Kebaya dan Beskapan. Bahkan tidak hanya PNS yang berpakaian Kebaya dan Beskapan siswa-siswi di SMP 4 Surakarta juga setip hari kamis memakai baju yang sama.
Tetap pertahankan budaya Indonesia……
Dengan mengenakan kebaya atau beskap berarti kita ikut melestarikan budaya. meskipun agak ribet tapi kalau dilihat lihat keren juga. 🙂
Kalau bisa gak hanya kota Solo aja yang PNSnya pakek beskap. seperti kabupaten Sukoharjo, Karanganyar juga kalau bisa para PNSnya juga menggunakan beskap, agar lebih dapat melestarikan kebudayaan Jawa 🙂