Wajah ayu Ibu

Apa yang  aku warisi dari sosok Ibu? Sebagai perempuan Jawa aku  jauh dari kata lembut. Dalam tutur  cenderung  lebih  lugas. Cara berjalan pun  beda dengan ibuku yang  mirip macan luwe. Dengan  penampilan yang merak ati,  ibuku  mampu merepresentasikan sosok perempuan Jawa nan sempurna. Rambutnya  ngandan-ngandan, senyum menawan, tutur sejuk selalu lahir dari dirinya. Sampai detik ini Ibu dengan segala kelembutannya adalah   makluk Tuhan yang  aku  hormati sampai ke dasar jiwa.   Tak pernah terbersit   dalam pikiran  untuk membantah perintahnya.

Malam ini, wajah ayu Ibu kembali mampir dalam pikiranku. Ketika aku merasakan penat yang sangat, hidup seperti menyajikan pilihan-pilihan keras yang kadang tak menyenangkan. Lelah yang kurasa membuat kurindu  dipeluk Ibu seperti waktu kecil dulu. Ketika nilaiku jelek , Ibu tulus  mengajariku  . Ibu selalu mempercayaiku ketika semua guru tak yakin akan kemampuanku.  Hanya  Ibu  yang  selalu menganggapku mampu sampai dunia tahu.

Ibu, kini anakmu tengah hilang keyakinan. Namun tak ingin  mengeluh dan menghadirkan  itu pada wajah uzurmu.

Aku tahu  doamu terlantun sepanjang waktu , sebagai daya untuk kuatkan anakmu. Seribu peluh ini akan tertebus dengan  melihatmu tersenyum.  Aku akan menyimpan isak itu dibawah bantal, berlari dan menjauh darimu. Cukuplah engkau peluk ragaku  , bagaimana  jiwaku engkau tak perlu tahu .  Karena tak kan sanggup  kulihat engkau titikkan airmata

Ibu aku akan  berjuang dan bertahan , meski luka aku akan terus berjalan.

Ibu  tak hanya cantik   parasmu tapi kau sungguh ayu dalam lakumu



11 Komentar pada “Wajah ayu Ibu”

  1. Lek Narto  berkata:

    Luar biasa, dari tulisan Mba Retno saya bisa membayangkan bagaimana Ibu dari Mba ini.
    Memang seorang ibu itu memancarkan aura yang berbeda bagi anak anaknya, maka sudah sepantasnya kita sebagai anak untuk selalu bakti kepada beliau.
    Salam kenal ya…

  2. pakeko  berkata:

    Surga di bawah telapak kaki ibu

  3. Johar Manik  berkata:

    Jadi kangen mulih…akhir pekan inilah…

  4. jhon mcroe  berkata:

    sip markesip, top markotop… edisi curhatnya hebat. hebat lagi sblm di upload di-cek tulisan/ejaan dulu :p peace

  5. retnowulan  berkata:

    tks inputnya, pas ngantuk mas , nyuwun sewu

  6. Tukang Nggunem  berkata:

    Menunggu postingan serupa dari anak anda nanti, hehehe..salam hangat selalu

  7. lexsus  berkata:

    sosok ibu bagai pahlawan tak tergantikan,walau kadang ada segelintir ibu yg tega pd anaknya.tp semua itu tak lepas dr faktor X.sy applaus dg m” Retno.Ibu sosok idola nmr 2,lho kog?karna bgmnpun jg nmr 1 tetap Allah SWT.

  8. Adhie Bonyot  berkata:

    Artikel post nya bagus,,,,

    disaat kesibukan yang se abrek mbak retno masih bisa meluangkan waktu nulis blog,,, *Salut*

    Bagi ku seorang Ibu adalah sosok pahlawan dr kehidupanku yang selalu memberikan semangat dan motivasi dgn kasih sayangnya,,,

  9. ali  berkata:

    …suatu proses refleksi yang dalam, penuh energi, terkadang kita anak manusia yang dilahir tak pernah menyadari dari mana kita terlahir..karena kesombongan sering lupa pada wajah ibu kita. terima kasih mbak dan saya mohon ijin tulisan mbak saya kutip.

  10. Setujuuuuuu mbak…
    Begitu pula dengan saya.. bagi saya ibu adalah nomor satu dalam kehidupan saya..
    tanpa do’a dan duuukungannya… mungkin saya juga tidak akan mampu menjadi seperti sekarang ini…
    terimakasih ibuku sayanggg… dan untuk semua ibu-ibu yang ada didunia ini… terimakasih atas semua jasa dan pengorbananmu ibuu…

    I love you Mom….

  11. Wulan Nur Hikamah  berkata:

    Subhanallah, betapa berharganya ibu yang tak mungkin tergantikan oleh apapun, semoga kita selalu memberikan kebahagiaan untuknya 🙂

Beri Komentar