Beberapa waktu yang lalu, saya menyempatkan memenuhi undangan dari The Body Shop, sebuah produsen kosmetik yang menawarkan kelas kecantikan. Sebenarnya, saya agak kurang tertarik dengan acara itu. Saya membayangkan keribetan yang akan saya temui. Lagi pula saya kurang suka belajar dandan secara formal. Saya biasa berdandan dengan mengikuti naluri bukan karena pakem atau teori.
Satu-satunya alasan yang akhirnya membuat saya datang adalah karena saya punya “sejarah” dengan salah satu produk komestik The Body Shop. Ketika produk ini masuk ke Indonesia, saya langsung kesengsem. Kala itu saya terpaksa harus membeli dengan cara yang sangat tidak mudah. Saya harus meminta teman saya yang tinggal di Jakarta dan membelikannya sebelum di kirim ke rumah. Maklum, gerai penjualannya baru ada di ibukota.
Beauty class itu ternyata memberikan pengalaman menarik. Model pembelajarannya ternyata sangat efektif. Pengajar memberikan arahan cara dandan yang benar dan segala peralatan make up telah disediakan. Begitu peserta beauty class menyatakan ketertarikan terhadap salah satu produknya, langsung disendirikan. Begitu juga dengan peserta yang belum ingin membeli.
Suatu cara penjualan jangka pendek yang efektif sekali. Hampir semua peserta pun akhirnya membeli. Apalagi ada penawaran dengan harga khusus. Saya rasa penjualan yang mereka lakukan cukup banyak di hari itu. Sebuah metode penjualan yang smart dan tidak bertele-tele. Tetapi yang paling membekas adalah sentuhan personal dari produk ini.
Pertama kali saya mengetahui produk ini dari sebuah majalah wanita. Cara menawarkannya dengan menggunakan isu sosial. Produk ini mengaitkan dengan penggunaan bahan-bahan local, kemudian menyatakan dalam ujicoba tidak dengan tes binatang. Selain itu isu lingkungan bahkan persoalan KDRT pun menjadi bagian dari penawaran produk ini. Rasanya ketika membeli produk ini, saya tidak sekadar mendapatkan barang tetapi juga “image”. Image bahwa saya menjadi bagian dari isu-isu sosialnya yang memang saya saya setujui.
Beauty class itu memberikan semacam pengalaman bahwa produk kosmetik tidak selama hanya sekadar untuk kecantikan jasmaniah. Produk ini secara langsung mengarahkan persepsi dan kesan bahwa kecantikan itu berarti juga keindahan pekerti. Membuat produk dan menjualnya memang tidak lah sekadar menjual barang tetapi menjalankan misi tertentu. (***)
Seorang Retno yang saya kenal selalu tidak pernah kering dengan ide-ide kritis, pandangannya mungkin berbasis ilmu komunikasi namun pengupasannya yang mendalam, mensiratkan keberpihakan pada kemanusiaan.
Meski ia bukan satu-satunya Srikandi santun, Retno mengundang seluruh potensi bangsa untuk berbuat sesuatu yang konkret, dirasakan untuk kepentingan bangsa ini di masa yang akan datang. Sebaiknya kaum adam tidak cukup hanya takjub karena bukan itu tantangannya.
Niken Dwi K.W
Mahasisiwi D3_MA
D1509059
FISIP UNS
Menurut saya,mengikuti semacam beauty class seperti itu perlu karena.,,
Modal awaL wanita sejak lahir adalah CANTIK.,,,
Seseorang dikatakan pintar dalam lingkup fisik ketika dirinya mampu mengolah, mengubah dan melengkapi ketidaksempurnaan cantik fisiknya tersebut menjadi terlihat Sempurna. Mengubah bukan berarti mengubah bentuk fisik dengan jalan operasi hasil ciptaan yang telah diberikan ALLah kepada seorang wanita tetapi mengubah dalam arti menutupi ketidaksempurnaan kita menjadi terlihat sempurna. Contoh salah satunya melalui polesan kosmetik dengan arahan The Body Shop dengan beauty class nya tersebut sangat amat membantu.
Dan kita harus segera menyadari wanita zaman sekarang ini tidak hanya di tuntut untuk mempunyai kehalusan pekerti ,keramahan, kebaikan hati, kecerdasan, pengertian dll yang merupakan kecantikan internal (inner beauty)sebagai daya dukungnya tetapi juga perlu dilengkapi tampil cantik pintar dalam memoleskan kosmetik untuk menutupi kekurangan fisik kita agar terlihat lebih sempurna.
Walaupun hakikatnya kecantikan internal mempunyai “power of beauty” yang lebih kuat, lebih mendalam dan bertahan lama dan Kecantikan eksternal memiliki “power of sexuality” yang bersifat lemah, tdk mendalam dan tidak bertahan lama. Tetapi zaman sekarang pintar menutupi kekurangan fisik tersebut sangat dibutuhkan agar tidak ketinggalan dengan yang lainnya/pesaing kita apalagi saat menjajaki dunia karir ke depannya
Niken Dwi K.W
Mahasiswi MA_A
D1509059
FISIP UNS
Menurut saya mengikuti semacam beauty class seperti itu sangat perlu selain karena.,,,
Modal awaL wanita sejak lahir adalah CANTIK.,,,
Seseorang dikatakan pintar dalam lingkup fisik ketika dirinya mampu mengolah, mengubah dan melengkapi ketidaksempurnaan cantik fisiknya tersebut menjadi terlihat Sempurna. Mengubah bukan berarti mengubah bentuk fisik dengan jalan operasi hasil ciptaan yang telah diberikan ALLah kepada seorang wanita tetapi mengubah dalam arti menutupi ketidaksempurnaan kita menjadi terlihat sempurna. Contoh salah satunya melalui polesan kosmetik dengan arahan The Body Shop dengan beauty class nya tersebut sangat amat membantu.
Dan kita harus segera menyadari wanita zaman sekarang ini mau tidak mau tidak hanya di tuntut untuk mempunyai wawasan yang luas, kehalusan pekerti ,keramahan, kebaikan hati, kecerdasan, pengertian dll yang merupakan kecantikan internal (inner beauty)sebagai daya dukungnya tetapi juga perlu dilengkapi tampil cantik pintar dalam memoleskan kosmetik untuk menutupi kekurangan fisik kita agar terlihat lebih sempurna.
Walaupun hakikatnya kecantikan internal mempunyai “power of beauty” yang lebih kuat, lebih mendalam dan bertahan lama dan Kecantikan eksternal memiliki “power of sexuality” yang bersifat lemah, tdk mendalam dan tidak bertahan lama. Tetapi zaman sekarang pintar menutupi kekurangan fisik tersebut sangat dibutuhkan agar tidak ketinggalan dengan yang lainnya/pesaing kita apalagi saat menjajaki dunia karir ke depannya.
Apalagi menjadi seorang PR sangatlah tidak mudah. Ia dituntut bisa membawa diri dengan tampilan tak hanya cantik tapi juga menarik dalam segala event agar client ataupun relasi-relasi yang di temuinya merasa nyaman ketika melihat paras ayu, menarik dan kemahirannya terutama dalam publick speaking
Sedikit curhat yaa bu, hehehe
saya pernah memakai produk kosmetik yg sngat terkenal boleh di bilang harganya relatif mahal tp setelah memakainya, keesokan harinya wuuiiihh muka saya jd bentol2, lebam dan memerah ..
seperti yg di ulas ibu di atas “penggunaan bahan-bahan local, kemudian menyatakan dalam ujicoba tidak dengan tes binatang”, mengingatkan saya pada pesan mama salon langganan saya bahwa merk kosmetik “luar”, uji coba mereka menggunakan kulit binatang / orang2 bule yg jelas jenis kulit dan iklimnya berbeda.. Sehingga tentu saja tidak cocok untuk kita yg beriklim tropis..
Disitu saya berkesimpulan bahwa kosmetik semahal apapun belum menjamin kulit kita menjadi apa yg seperti di harapkan..
Dan yg paling penting ^cantiknya wanita karena kejernihan wajahnya, Manisnya wanita karena senyumannya yg ikhlas^ ..
saya setuju dengan Bu Retno,
bahwa berdandan itu sesuatu yang ribet,saya juga tidak begitu suka berdandan…tapi disisi lain wanita itu mutlak perlu…karena wanita harus selalu terlihat cantik. kecantikan seorang wanita tidak hanya melalui kosmetik saja…. tapi juga harus di imbangi dengan budi pekerti(akhlak)yang baik dan wawasan yang luas… maka kecantikan dalam diri seorang wanita akan terpancar dengan sendirinya…. bahkan kecantikan itu melebihi seseorang yang hanya memekai produk kosmetik yang mahal, dan tidak di imbangi dengan akhlak yang baik….
Ouwh begitu ya,,
setuju,
kalau cantik hanya diluar saja apalah arti sebuah kecantikan? inner beauty tidak bisa dipancarkan dari luar, tapi juga dari dalam pribadi wanita itu sendiri…
seperti contoh, wanita cantik dan anggun jika tidak pernah sholat atau beribadah, sangat disayangkan padahal Ia telah dianugerahi Tuhan sebuah kecantikan fisik,,
contoh lagi, wanita sederhana yg tidak terlalu cantik tapi Ia lemah lembut, taat agama dan berlaku baik serta sopan pasti akan memancarkan inner beauty dengan sendirinya… dan itu lebih alami, sehingga siapa saja yang dekat dengan dia akan merasa nyaman…
menurut saya semua wanita dilahirkan cantik dan tidak ada yang sempurna jadi gak perlu buat mempercantik diri dengan berbagai perawatan,saya sendiri juga gak begitu suka dandan memang ada keinginan buat bisa dandan tapi takut kalau wajah saya malah rusak karena make up.saya dandan hanya saat menjadi SPG itupun make up yang saya pake tipis,dan yang penting saya merasa nyaman dengan penampilan saya..
cantik itu datang dari dalam diri kita,dan orang lain yang menilai itu.tapi memang manusia tidak pernah puas dengan apa yang dicapai dan selalu ingin lebih..
air wudlu pun dapat mencerahkan wajah kita dan kita haruz slalu bersyukur atas nikmat-NYA yang telah kita terima..
Menurut saya sich memang buat wanita cantik itu perlu sich..tp kalau dandan Ɣªήğ berlebihan kan Jϋĝǻ tidak baik alangkah baiknya dengan menggunakan makeup Ɣªήğ minimalis sudah buat wanita nampak cantik ĸ☺ƙ..karena wanita kan memang cantik..tetapii kalau cuman wajah ǻjâ♓ Ɣªήğ dipercantik tetapi hati,pikiran,tingkah lakunya Gªќ di percantik maka percuma ǻjâ♓ kan kita cantik,,, cantik sich bolehh saja tetapii Jϋĝǻ harus didukung dengan penampilan Ɣªήğ sopan dan tidak sronok ..
“”
Cantik????
Apa sih cantik itu??Menurut saya,cantik itu relatif.Setiap wanita mempunyai kecantikannya masing-masing.Karena semua wanita di lahirkan dengan kecantikan.Kecantikan bukan berarti kita harus menggunakan suatu produk kosmetik yang bagus,mahal dan bertaraf international atau apapun itu.Tapi kecantikan sesungguhnya seorang wanita itu terpancar dari dalam(inner beauty) dan bisa di dapatkan melalui budi pekerti dan moralitasnya yang baik.
Tapi kebanyakan pada jaman sekarang ini wanita lebih menonjolkan pada pemakaian kosmetik dan perawatan yang berlebihan.Mungkin bagi sebagian orang,persepsi ini tidak salah.Karena mungkin ada alasan yang besar untuk melakukan hal-hal tersebut.Dengan kosmetik wanita kadang bisa merasa lebih percaya diri dan semangat untuk melakukan pekerjaannya.Bahkan di dalam suatu pekerjaan pun ada yang menuntut para pekerja wanitanya untuk berdandan habis-habisan.
Bagaimanapun saya juga merasa kosmetik itu juga sangat dibutuhkan oleh wanita.Meskipun bukan alat penunjang utama,tapi kosmetik itu mampu menambah rasa percaya diri dalam setiap aktivitasnya masing-masing.Tapi bukan berarti alat kosmetik penunjang utama yang dapat mempengaruhi kecantikan setiap wanita.Karena bagaimanapun kecantikan seutuhnya yang akan abadi adalah kecantikan dari hatinya.
Beauty class tidak salah jika kita ikuti,karena seorang wanita memang harus memiliki banyak pengetahuan tentang bagaimana cara kita merias atau memoles wajah agar sedap di pandang mata.Karena wanita cantik itu juga harus pintar dan memiliki banyak pengetahuan.Bukan hanya pengetahuan tentang kecantikan tetapi semua pengetahuan harus dimiliki.
Saya sangat suka pada bagian trakhir kesimpulan dari penyampaian Bu retno di atas bahwa membuat produk dan menjualnya memang tidak lah sekadar menjual barang tetapi menjalankan misi tertentu.
Memang benar dalam mempromosikan produk tidak hanya dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut tetapi juga dapat memberikan suatu kesan kepada konsumen sehingga para konsumen akan mendapatkan kepuasan tersendiri. contohnya bu Retno, pada paragraf awal bu Retno telah menyampaikan bahwa beliau tidak begitu tertarik untuk menghadiri acara The Body Shop tp setelah suatu hari menghadiri acara yang sama dan mendapatkan suatu kesan bahwa tidak hanya mendapatkan kencantikan jasmani tetapi juga mendapatkan kesan bahwa kecantikan itu berarti juga keindahan pekerti. Itu brati dalam mempromosikan produknya mereka berhasil menarik konsumen dan memberikan sesuatu yang bermakna yang dapat membuat konsumen termakan oleh kesan yang telah dsampaikan.
Pada hakikatnya semua wanita itu diciptakan cantik.
tetapi kecantikan itu tidak hanya dilihat dari casing luarnya saja ,
kecantikan juga akan timbul atau nampak dari dalam.
tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa wanita juga memerlukan cosmetik untuk mempercantik penampilan.
karena menurut saya penampilan itu sangat penting bagi wanita .
karena penampilan itu menentukan karakteristik orang tersebut.
setiap wanita pasti ingin terlihat cantik di depan semua orang,
tapi mempercantik diri juga tidak harus dengan make up yang tebal atau menor.
cukup dengan make up yang tipis pun wanita juga akan terlihat cantik.
karena dengan olesan make up yang tipis akan lebih sesuai dengan warna kulit orang tersebut.
D3 MA_B
(D1509096)
saya setuju dengan bu Retno.
menurut saya,cantik itu relatif tergantung siap yang menilai.
dan cantik yang sesungguhnya itu,terpancar dari dalam,yang membuat aura kecantikan terlihat dari luar.
cantik bukan hanya karena penggunaan kosmetik yang minimalis/lengkap,benar dan “apik”,tetapi begitu juga PEKERTI yang baik akan menunjukan kualitas kecantikan seseorang.