Pak Habibie yang dicintai

20130407-200234.jpg

Menyebut nama Habibie menghadirkan beragam tanya dalam hati saya.Tak hanya booming film Habibie Ainun yang dipuja jutaan penontonnya, rasa penasaran juga menyeruak didada. Generasi angkatan saya pasti lekat dengan jabatan menristek yang dulu pernah beliau emban. Pak Habibie dengan pesawat CN 235 nya dengan IPTN dan dengan kebijakan politiknya yg kontraversial adalah sosok penting di negeri ini.

Mantan Presiden Indonesia ini sudah terlihat sepuh ketika saya bertemu untuk menyambut beliau Jumat 29 Maret 13 lalu di lobby The Sunan Hotel Solo. Ucapan Selamat datang dan sambutan yang kami berikan direspon beliau dengan senyum tulus dan sikap yang sangat bersahabat. Pak Habibie memilih air putih hangat sebagai pengganti beras kencur untuk minuman selamat datang yang kami sajikan.

Paginya pak Habibie memberikan petuah petuah dalam talkshow ” Mendidik dengan hati ‘ yang diselenggarakan oleh yayasan Al Firdaus. Ribuan pengunjung hadir di grandballroom The Sunan Hotel Solo.Rangkaian acara yang padat dan alasan kesehatan membuat beliau batal menghadiri jumpa pers yang telah dijadwalkan. Namun demikian saya merasa beruntung bisa bertemu dan menyambut beliau secara langsung. Pak Habibie bahkan memberikan apresiasi atas pelayanan yang kami berikan selama 3 hari menginap.

Kehadiran Pak Habibie melengkapi perjalanan karier saya sebagai praktisi public relations, Tuhan memberi kesempatan saya untuk bertemu dan melayani Ibu Megawati, Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bagaimana dengan pak Harto ? Khusus untuk Pak Harto saya terpilih sebagai barisan Bhineka Tunggal Ika ketika duduk di bangku SMA, dan ketiban sampur untuk menyambut beliau sewaktu acara pekan olahraga anak cacat sedunia yang diselenggarakan di kota Solo. Lengkap bukan ? Sementara Bung Karno presiden pertama Republik Indonesia, beliau akan selalu menjadi bapak ideologis, meski tak pernah bertemu namun ajarannya melekat dalam darah saya..

20130407-204706.jpg

20130407-204735.jpg

PNS kebaya dan beskapan di Solo

20120311-222755.jpg

Kunjungan saya ke kantor humas dan protokol Solo Kamis lalu, memberikan kesan yang mendalam. Peraturan yang ditujukan untuk pegawai negeri sipil di kota Solo agar memakai pakaian tradisional ternyata disambut dengan perasaan iklas para pegawai pemkot Solo.Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana para pegawai ditengah aktivitas kerjanya tampak happy menggunakan pakaian tradisional nan ribet . Seminggu sekali atau setiap hari Kamis kita akan melihat pemandangan ini di Solo kota budaya.

Lahir dan besar di kota ini membuat saya memahami karakter warganya. Solo bukanlah kota yang gampang dikendalikan. Banyak kalangan menyebut Solo sebagai sumbu pendek . Mudah disulut, tentu pernyataan ini bukanlah tanpa alasan. Sebut saja ragam kerusuhan yang pernah terjadi di kota ini.Sekarang sebuah perubahan besar telah terjadi, Aturan yang menurut saya susah untuk diaplikasi pun dijalani warganya dengan sepenuh hati .

Semua elemen masyarakat bergerak memberikan yang terbaik untuk kotanya. Hal ini merupakan sinyal positip berjalannya partisipasi publik dalam proses pemerintahan. Rasa percaya yang besar kepada pemimpin menjadi kuncinya. Public trust yang tinggi terhadap duet walikota Jokowi dan Rudy membuat Solo menjadi kota yang bersinar saat ini. Hampir semua program program pemerintah kota mendapat dukungan penuh dari warganya tanpa keterpaksaan. Tidak terkecuali program PNS dengan pakaian tradisionalnya. Saya tak bisa bayangkan apabila himbuan ini dilakukan oleh pemerintah kota yang tidak mengantongi “trust ” dari warganya.

Solo masa depan adalah Solo masa laloe terbukti bukan hanya slogan tanpa nyawa. Jokowi dan Rudy tak hanya membangun infra struktur kota ini namun juga karakter warganya.Semua bertujuan agar Solo tumbuh menjadi kota yang humanis. Belum sempurna mungkin, tapi kita perlu angkat jempol untuk kesungguhannya ..

Lebih dekat dengan Pak Rudy

Senin 20 Februari 2012, Langit Solo cerah malam itu . Kepadatan pekerjaan siang hari tak mempengaruhi niat besar saya untuk siaran . Semangat ! Itulah aura yang saya rasakan mengingat nara sumber yang hadir adalah sosok yang sebelumnya telah terlibat sebuah pembicaraan panjang dengan saya tentang banyak hal . Terus terang sikapnya yang blak blakan membuat saya ingin tahu lebih banyak dan lebih dekat. Pak Rudy begitu beliau biasa disapa oleh warga Solo.wakil walikota Solo ini memang tak kalah moncer dengan jokowi . Hasil dari duet keduanya telah bisa dinikmati oleh warga solo 7 tahun belakangan. Dibalik sukses Jokowi Pak Rudy memiliki peran yang besar dalam mengantarkan kota Solo seperti saat ini . pak Rudy memang politisi tulen terlibat dalam politik dari tingkat bawah sampai pada posisi saat ini jelas bukan katagori politisi karbitan . Tak heran beliau cepat menyerap aspirasi dan tahu mengelola persolan persolan kemasyarakatan di Solo yang terkenal dengan karakter sumbu pendeknya.

Kehadiran Pak Rudy malam itu sangat menyegarkan suasana siaran. Dimasa pencitraan seperti saat ini sungguh susah menemukan pemimpin yang bisa berbicara apa adanya tanpa takut image pribadinya terpengaruh . Dan begitulah pak Rudy bercerita mengalir , tentang kebandelan masa remajanya agar semua pendengar bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya. Yang mengharukan adalah ketika beliau bercerita tentang masa kecilnya saat menjadi korban penggusuran tak manusiawi.

Sungguh kita tak bisa tentukan arah hidup karena sebenarnya Pak Rudy kecil dulu tak bercita cita menjadi walikota. Lakon hidup yg membawanya dan Pak Rudy memilih untuk menjadi pemimpin yang melayani agar ketika lengser bisa tetap diterima dan bertegur sapa dengan rakyatnya. Satu jam siaran terasa sebentar ketika pak Rudy juga bercerita tentang kenangannya terhadap lagu lagu koesplus gereja tua, yang mengingatkannya pada janji setia terhadap estri yang dicintainya. Wakil walikota Solo yang bernama lengkap Fx Hadi Rudyatmo ini juga tak segan segan menyampaikan pandangan politiknya. Saya tak setuju dengan pemberlakuan quoto terhadap perempuan untuk menjadi anggota dpr. begitu yang disampaikan malam itu di studio soloposfm .

Siaran yang sedianya harus berjalan satu jam pun terpaksa diperpanjang lantaran banyaknya sms yang masuk untuk berinteraksi dengan beliau langsung. Pak Rudy mengakhirinya dengan pesan penting terhadap generasi muda, anak muda jangan alergi berpolitik . Untuk rahasia sukses duetnya bersama Jokowi satu tips yang pantas untuk kita renungkan bersama ” jadilah akar yang setia untuk pohon agar dia menjadi penopang yang kuat ”

20120223-170751.jpg

Berkisah di #Akber Solo

Hujan deras dan macet menyertai langkah saya sore itu. Seperti biasa Sabtu bagi saya adalah hari untuk berbagi. Hari untuk tidak hanya berpikir kepada diri sendiri. setelah minggu lalu saya melakukan survey ke lokasi tlogolele untuk membuat project perpustakaan desa.Hari ini giliran saya untuk sharing ilmu Public Relations ke Akber Solo atau akademi berbagi kota Solo. Menarik sekali program berbagi ilmu ini. Berbagai kerelaan disatukan untuk tujuan menambah ilmu . Kenapa saya sebut demikian dalam belajar memang harus ada kerelaan atau keihlasan dalam membagi dan menerima ilmu . Agar proses mentransfer pengetahuan berjalan efektif .

Passion adalah sebuah kalimat sakti yang sering saya pakai, hasrat membagi pengetahuan memang tak semua orang memilikinya. Pun demikan dengan keinginan untuk belajar tak semua orang mendapat hidayah tersebut . Hanya orang orang yang mau maju selalu mencari ruang untuk mendengar dan belajar,seberapapun sulitnya. Dan begitulah yan terjadi sore kemarin, ketika hujan deras tak menyurutkan peserta untuk berkumpul bersama berbagi pengetahuan. Dan itulah yang selalu membuat saya bersemangat dan percaya bahwa masih banyak orang baik di Negeri ini .

Optimisme memang harus dinyalakan ditengah gemuruh pemberitaan media tentang politisi muda yang terjebak dalam money politic. Berita media tak harus menggerus rasa percaya diri kita sebagai sebuah bangsa. Program berbagi pengetahuan melalui akber ini sungguh dasyat. Bayangkan apabila semua kota di Indonesia melakukannya, ratusan atau bahkan ribuan profesional mau terlibat untuk membagi pengalamannya. Kebesaran sosmed dan kemanfaatannya ini akan benar benar dirasakan oleh semuanya.

Sore kemarin terasa kurang,tapi percayalah tak hanya sekali saya akan membagi. Karunia ilmu adalah titipan Nya, kewajiban kita untuk membagi nya. Jangan jadikan isi kepalamu perpustakaan Amalkanlah ilmu yang kita punya …

Social Local Mobile Mantra Baru Komunikasi

Komunitas Public Relations Solo Raya (ProSolo) kembali membesut acara An Afternoon Sharing Moment. kegiatan diskusi rutin kali ini digelar di ballroom The Sunan Hotel Solo Rabu 14 Desember 2011 silam. Diskusi akhir tahun yang merupakan sharing praktisi PR ini sengaja mengangkat isu tentang kekuatan lokal dalam era sosial media.

Social local mobile, mantra baru komunikasi sebuah jampi-jampi komunikasi era kini diantarkan oleh pembicara Safiq Pontoh dari salingsilang.com. Seratusan audiens hadir sore itu berasal dari berbagai  kalangan seperti, public relations, marketing, biro iklan, media, akademisi , blogger, dan mahasiswa.

Mas Safiq menyampaikan  bahwa dalam era sosial media, peluang untuk tampil setara bagi kekuatan lokal terbuka lebar. Keunggulan keragaman di Indonesia, merupakan kekuatan bagi Indonesia. Dalam sosmed, “everbody could be a star”. Dalam konteks ini kiranya daerah atau seseorang agar  bisa membaca peluang untuk memanfaatkan lokalitasnya dalam mengangkat keunggulan daerah.

Berbaga tips juga ditebar dalam sesi diskusi yang sangat interaktif dipandu oleh moderator Adia Prambors dan Anas sebagai host acara. Sosial media saat ini tak hanya bisa digunakan untuk membangun merk tapi juga untuk mempengaruhi gerakan sosial atau social movement.  Bagi praktisi komunikasi, sosmed adalah ruang untuk menampilkan  produk dan membangun keterikatan antara merk dan targetnya.

Salah satu keunggulan sosmed adalah me-reduce biaya promosi. Tapi jangan lupa para pengguna sosmed terutama praktisi komunikasi juga harus tahu karakteristik masing masing sosmed, karena layaknya media konvensional sosmed juga memiliki keunggulan berbeda beda sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Selamat memanfaatkan jampi-jampi baru ..

Oleh-oleh dari Pelatihan Jurnalistik Solopos

Rabu 23  Februari 2011 saya mendapat undangan dari Harian Solopos. Undangan ini adalah yang kedua kalinya saya terima untuk menjadi pemateri acara pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan media tersebut. Sebenarnya secara pribadi saya ingin menjadi peserta saja daripada menjadi pemateri.

Tetapi panitia menjelaskan bahwa di dalam pelatihan itu ada materi tambahan yakni mengenai manajemen krisis. Saya diminta untuk memberi materi itu. Mungkin karena profesi saya sebagai PR (public relations) yang salah satu tugasnya adalah mengatasi krisis panitia meminta saya jadi pemateri. Artinya saya diminta untuk berbagi pengalaman bagaimana menghadapi krisis. Read the rest of this entry »

Thank U for Smoking

Judul di atas saya ambil dari  judul sebuah film yang secara tak sengaja saya tonton. Saya terkesan dengan judulnya yang cenderung  unik –kalau tidak boleh dibilang provokatif. Katie Holmes dan Aaron Eckhart bermain di film yang kaya dengan dialog-dialog cerdas dan merangsang  penonton untuk  memahami  profesi juru bicara  perusahaan atau organisasi

Aaron berperan sebagai Nick Naylor, seorang juru bicara sebuah akademi  kajian tembakau. Nick adalah juru bicara profesional yang tengah mendapat citra negatif karena image rokok sebagai produk yang merusak kesehatan dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Film ini diawali dengan adegan kecemerlangan Nick pada saat tampil di dalam sebuah talkshow televisi  yang menghadirkan  penderita kanker, aktivis anti rokok dan wakil masyarakat. Nick sama sekali tak kelihatan “mati gaya“ dengan argumen-argumennya yang prima. Penampilan sang juru bicara ini bahkan mampu mengubah opini penonton terhadap rokok. Dia menunjukkkan bagaimana perusahaaan rokok pun memiliki kontribusi penting pada negara

Di dalam film ini, Nick mengumbar berbagai tips dan trik menjadi juru bicara perusahaan  dalam melawan gelombang opini yang menyudutkan serta bagaimana mendukung  penjualan yang terus menurun itu dapat bangkit.  Tak ada kata salah bagi seorang juru bicara. Apapun permasalahan  sangat tergantung dengan argumennya. Begitu kata Nick

Sebagai manusia biasa, Nick juga mengalami masa-masa sulit. Karena kesembronoannya dia terpaksa harus mundur dari pekerjaannya.  Hancur hati sang juru bicara karena kariernya yang nyaris sempurna menjadi remuk. Nick ceroboh karena sudah menceritakan  rahasia jpekerjaannya kepada teman  kencannya yang berprofesi sebagai wartawati. Sehingga perbincangan itupun bocor dan menjadi pemberitaan di media massa.

Beruntung mantan isterinya, masih peduli dan menghibur Nick. Dialognya cukup memukau dalam adegan ini. Kata sang mantan isteri, “Sedikit cacat akan membuatmu tampak sebagai manusia.“ Nick memberi jawaban yang mencengangkan, “Siapa ingin menjadi manusia?” Suatu dialog yang meninggalkan kesan mendalam. Kita ini kerap berharap menjadi dewa atau malaikat yang tak kenal dengan kata salah.

Ending dari cerita ini  ditutup  ketika Nick  memberikan kesaksian  mengenai rencana dewan memberlakukan  peringatan bahaya rokok dengan  symbol gambar,  bukan sekadar kata-kata. Nick tampil sempurna kembali dengan argumen-argumen yang cerdas. Menurut Nick, merokok adalah pilihan pribadi  Tugas orang  tua mendidik dan memberikan peringatan tentang semua bahaya di dunia termasuk rokok. Dan ketika sang anak menjadi dewasa mereka bisa memilih sendiri. ketika ditanyakan apa yang akan dilakukan apabila anaknya menginjak usia 18  kemudian memutuskan untuk memilih merokok, maka Nick  akan membelikan sebungkus rokok pertamanya .

Saya tak sedang bermaksud mempromosikan rokok, karena saya pribadi bukan perokok  . Menurut saya   film yang diangkat dari novel Christopher buckley ini, sungguh menarik untuk dicermati praktisi public relations

Solo yang Mempesona

Siapa yang tidak bungah  mendapatkan pujian? Begitu pula saya ketika mendengar Kota Solo dipuja puji Wakil Presiden Budiono saat berkunjung ke Nanning China. Pada acara China Asean Expo (CAEXPO) ke-7, Pak Bud bahkan menobatkan Kota Solo sebagai Kota Pesona atau City of Charm. Solo dianggap  mampu mengatasi  berbagai masalah perkotaaan dengan baik dan menjadi menjadi contoh perkembangan demokrasi yang sehat dan dinamis.  Solo yang dianggap bersumbu pendek telah berubah menjadi etalase Indonesia.

Sebagai warga kota ini, saya merasakan langsung perubahan nyata itu. Selama lima tahun terakhir ini Solo bergerak cepat, bahkan meninggalkan Jogja. Bukan dengan slogan atau pencitraan karena menurut saya produk telah berpromosi sendiri. Kota Solo tak memiliki semacam tagline namun branding kota ini cukup kuat. Dulu pernah muncul tagline Solo  the Spirit of Java, tetapi hanya di awal peluncuran gaungnya terdengar dan meredup setelah itu.

Intensitas pagelaran kebudayaan yang disusun dalam kalender event Kota  Solo  lah yang mendorong awareness public. Saat ini sebenarnya Solo tinggal belajar  bagaimana me-manage event-event itu agar dapat memberikan multi player effect kepada  masyarakatnya. Sudah saatnya semua event yang ada dikelola secara professional. Artinya tidak  lagi semata mata menggantungkan dana dari pemerintah.

Upaya positif  yang sudah diinisiasi oleh duet  pemimpin kota, Jokowi dan Rudy harus disambut dengan kerja cerdas dan kerja keras oleh warganya. Masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan itu bukan hanya pekerjaan Jokowi-Rudy semata, tetapi juga seluruh stakeholder kota.

Satu hal  yang menjadi prioritas adalah  minimnya jalur penerbangan. Kota ini telah memiliki bandara internasional yang megah tetapi akses penerbangan  tetap menjadi kendala.  Selain itu, branding kota juga belum dirancang maksimal. Solo butuh dirijen untuk “berkomunikasi “ dengan lebih efektif  dan terintegrasi agar pesona kotanya kian moncer. (***)

“Kulon Nuwun, Kopitiam Oey Buka di Solo”

Seperti biasa di setiap pagi saya selalu mereview berbagai media sebagai bahan untuk disampaikan di morning briefing. Pagi itu, perhatian saya tertuju pada sebuah iklan yang dimuat di media lokal. “Kulo Nuwun Kopitiam Oey Buka di Solo.”  Demikian bunyi iklan yang didesign menarik, menggunakan bahasa yang simple namun informative.

Iklan itu menandai dibukanya kedai kopi milik host kuliner ternama Pak Bondan.  Kopitiam Oey begitu nama warung pak Bondan, terletak di jalan Perintis Kemerdekaan. Kopitiam dalam bahasa Melayu diartikan sebagai warung kopi, yang diadaptasi dari bahasa Kokkien, kafe tien. Read the rest of this entry »

Arti Sebuah Nama

Pasang dan surut dalam menjalani pekerjaan sering kita alami. Apalagi pekerjaan itu merupakan runtinitas. Kita sering kali harus melakukan sesuatu untuk mempertahankan kecintaan terhadap apa yang kita kerjakan . Memberikan suntikan energy untuk melawan rasa bosan.  Seperti yang saya alami. Sepuluh tahun  mendedikasikan diri pada pekerjaan ini  ternyata membuat banyak hal yang terlewati.

Hari Minggu lalu, ketika rasa penat membuncah , tiba-tiba saja saya ingin mampir di sebuah warung yang pada masa SMA menjadi langganan saya. Saya ingin menikmati siang yang panas sekali itu di warung yang terletak di Kalitan. Tepatnya di depan stasiun radio JPI Solo. Di warung rujak yang sekarang diberi nama Warung Rujak Kodrat Illahi ini, saya merasa dilemparkan kembali masa SMA. Dulu, hampir setiap pulang sekolah, saya selalu menyempatkan diri mampir di warung ini.

Sembari melayani pembeli, pemilik warung yang belakangan saya ketahui bernama Azizah ini melayani ajakan saya mengobrol. Ibu dengan dua anak ini menceritakan, dia membuka warung sejak masih usia 19 tahun. Mula pertama, warungnya berada di bawah pohon talok. Tidak ada papan nama. Meski demikian, warungnya sangat populer. Pelanggannya tak hanya warga sekitar, mahasiswa kedokteran UNS yang praktek di RS Dr Moewardi, yang kala itu masih di Mangkubumen, merupakan pelanggan setia bu Azizah. Juga masyarakat luas, termasuk anak-anak SMA seperti saya kala itu.

Rujak bu Azizah rasanya memang enak dan harga yang relative murah. Tak heran kalau pelanggan warung rujak ini  pun berjibun. Seiring dengan kelarisannya, warung ini mulai diterpa gossip. Ada gossip yang berhembus bahwa rujak bu Azizah berbau minyak tanah sampai dengan rumor kalau pemilik warung ini memiliki “ pesugihan “ dan sebagainya.

“Saya terpukul dan sedih,” tutur bu Azizah.  Warung pun menjadi sepi. Halangan  justru yang datang silih berganti. Ibu ini tidak pernah berpikir untuk banting stir menjual jajanan lain karena memang sedari awal hanya ingin membuka warung rujak.

Ketika kegundahan memuncak, bu Azizah memutuskan untuk berkunjung ke keluarga suaminya di Aceh. Dia berkesempatan sholat di masjid Baiturrahman . Di sana dia melihat sebuah papan nama  warung  atau kantin yang di dekat masjid bertuliskan  “kodrat Ilahi”. “Tiba-tiba saya muncul pemikiran untuk memberi nama warung rujak  saya dengan nama Kodrat Ilahi,” kata bu Azizah menceritakan ikhwal nama warungnya. Sejak menggunakan nama “Kodrat Illahi”, bu Azizah merasa tidak lagi didera rumor seperti yang pernah dialami.

Bagi sebagian orang seperti kata Shakespeare, apalah artinya sebuah nama. Banyak orang tak meyakini  pentingnya nama. Tetapi tidak demikian bagi  seorang Azizah. Nama merupakan sumber kekuatannya dalam menjalankan roda usaha. Bagi saya nama adalah sebuah “ brand” yang mesti dijaga kredibilitasnya agar senantiasa memberi nilai dan kemanfaatan tidak hanya untuk dirinya  tapi   juga sekelilingnya. Jadi apa arti sebuah nama bagimu, sahabat ???