Penjara Batin

Pilihan judul yang aneh, tapi  saya ingin menuliskannya secara khusus malam ini.

Penjara, ijinkan saya menafsirnya tak hanya secara fisik melainkan dalam bentuk  lain. Kerap kali kita mengalaminya. Kehilangan ruang kebebasan dalam  jiwa. Mengalami pemasungan perasaan, pembatasan sehingga tak bisa  berekspresi dengan leluasa.  Sebuah bentuk penjara dalam wajah yang berbeda , acapkali hadir dalam ruang kehidupan tanpa sanggup menolaknya yang akhirnya kita pun harus  rela kehilangan apa yang dinamakan kebebasan .

Penjara batin yang kita rasakan, lebih menyiksa jiwa. Semacam hukuman yang terus menerus dijalani tanpa remisi apalagi masa percobaan. Kitapun tak mengerti kapan berakhirnya  hukuman. Tak tahu bagaimana bisa mengajukan dan mendapat remisi??

Sungguh lebih menyakitkan penjara batin, karena merenggut kemerdekaan kita untuk menyatakan rasa?? Merampas kebebasan kita  untuk mendengar kata hati terdalam.  Hari demi hari yang kita lalui seperti sebuah hukuman yang tak sebanding dengan “perbuatan” yang lahir karena anugerah kasih atas kehendak-Nya.

Bagi yang sedang terpenjara, semoga mampu melalui masa “ hukuman”  itu dengan sebaik – baiknya. Mereka yang terpenjara batin semoga bisa berlatih untuk mengendapkan rasa, mengambil hikmah dan membangun kekuatan sembari menunggu lahirnya hari kebebasan, sebuah hari bahagia dari penantian panjang. Meski  entah kapan ??

Tetaplah tersenyum merajut hari dalam jeruji. Atas nama norma dan kepantasan. Atas nama komitmen dan legitimasi. Atas nama yang nampak dan terbaca.  Sedang yang dalam hati tetaplah ada dalam penjara  batin. Tetaplah  tinggal disitu sampai nanti……



13 Komentar pada “Penjara Batin”

  1. jamal  berkata:

    penjara batin…..
    emmm judul yg unik…. 🙂

    q pnya puisi….mbak smga bsa menambah… hehehehehe

    bagai istana tapi penjara,
    banyak musang berbulu domba,
    tertancap pisau hati tersiksa,
    namun sabar tetap di coba.

    Acap kali aku berlari,
    untuk menghibur rasa di hati,
    karna aku sorang lelaki,
    takan menyerah walau sekali.

    Namun pelarian itu sungguh tak wajar,
    membuat diri smakin liar,
    dosapu tambah melebar,
    namun aku harus tetap tegar.

    Kadang ku ingat nasehat bunda,
    membuat mata berkaca kaca,
    ingin ku peluk dekap segera,
    namun beliau jauh di sana.

    Ini bukan sebuah penyesalan,
    cuman goresan melalui tangan,
    berbagi cerita dan pengalaman,
    untuk di ingat di masa kedepan.

    Mungkin aku harus bersimpuh,
    memohon ampun pada Tuhan dengan sungguh,
    agar diri semakin tangguh,
    menghadang badai topan gemuruh.

    ok……. itu tambahan mbak hehehehehe 😀
    mungkin it jg penah q alami… tpi hidup in hrus… dsyukuri entah sedih atwpun bahagia……

  2. Ghillan Fakhriza  berkata:

    Nama : Ghillan Fakhriza
    NIM : D1510030
    Prodi : D3 Manajemen Administrasi (B)

    Memang cobaan it terasa berat mbk,tetapi Tuhan tidak akan memberi cobaan kpd makhluknya melebihi batas kemampuannya.jadi anggap aja itu sbagai pelajaran bwt qta,krn dari itu smua brarti Tuhan msh peduli n perhatian sama qta.maka dari itu qta harus mensyukurinya mbk…..
    dan apabila qta dpt melewati cobaan tersebut dgn rasa syukur,insya Allah Tuhan akan memberikan balasan yg lebih baik mbk….
    🙂

  3. Ira Puspita sari_D1510037_MA/A  berkata:

    Aq juga sering merasa kehilangan kebebasan..
    Kekosongan ruang dalam batin…
    & bingung akan melakukan ap…
    Tapi aq tidak merasa bahwa itu suatu hukuman..
    Justru itulah saat yang tepat untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khaliq…
    Memang saat itu aq krisis percaya diri..
    Krisis mental & merasa bahwa menyendiri adalah jalan terbaik…
    Tapi aq harus tetap maju & menghadapi semua dengan OPTIMIS…
    Walau kadang apa yang aq lakukan salah / kurang tepat…
    Tapi kalau aq hanya diam..aq akan mati tanpa kepercayaan diri dan dalam kesepianq…

  4. Aprilliyani_D1510007_MA A  berkata:

    Asalamu’alaikum mb.retno,
    sebuah judul yg cukup menyentuh, saya juga pernah mengalami perasaan yang terkekang tidak bisa mengungkapkan perasaan yg ada dalam hati, mendengar sesuatu yg seharusnya q dengar.. seperti orang2 lain di sekitar q. q tidak mampu utk mengungkapkan perasaan it mb, karena q mrsa tdk ad kesempatan / hak utk mengungkapkan itu, q merasa seperti itu dlm suatu keadaan disekitar org-org terdekat q sendiri yg seharusnya mereka menjadi tempat pengaduan q tp kenyataan yg terjadi malah berbeda. tapi kini q sadar bahwa q salah q brusaha lebih dan lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, dan q tak mau terpenjara dalam perasaan batin q sndiri q harus bangkit, q hrus percaya akan diri q sndiri yg mampu keluar dr penjara ini…dan q harap org2 d skitar q mau mengerti dan memahami q, seperti q berusaha mengerti perasaan mereka. sekian comeny sy mb,
    wasalamu’alaikum ……….

  5. Heni Puspitasari_D1510033_MA.A  berkata:

    Assalamualaikum…

    Penjara Batin???hembt,,aneh..tapi bagus kox..
    Gini,,smua orang pasti uda pernah dong ngrasain hal itu, saat ga’ ada kebebasan buat gerak, ga’ ada keberanian buat nglakuin suatu hal. Tapi smua kembali pada pribadi masing-masing apa kita cuma bisa diam buat nglaluin itu semua atau kita brusaha bangkit dan memandang masa depan. Karna semua itu adalah cobaan dari-Nya, bukan sebuah hukuman yang Dia berikan kepada kita. Atau bisa di katakan sebuah pilihan, apakah kita bisa ambil sisi positifnya atau malah sebaliknya sisi negatif yang kita ambil. Karna jika terlalu lama kita terjebak dalam penjara batin itu maka kita akan merasakan kegelisahan yang tak kunjung reda dan hal itu dapat menimbulkan hal yang negatif bagi diri kita sendiri. Makanya kita harus bangkit dan tumbuhkan optimisme dalam diri kita agar hal tersebut tidak timbul lagi di lain waktu. Dan satu hal yang paling penting yaitu Percaya Diri…..

    Belajarlah dari masa lalu, hidup untuk hari ini, dan berharap untuk masa depan agar lebih baik.

    Wasalamualaikum…

  6. Malem mb.retno.,. 🙂

    Di malam yang indah ini, bicara tentang penjara hati, hmmm menarik sekali ya…
    Menurut saya, mungkin setiap orang udah pernah mengalami, walaupun setiap orang mempunyai istilah yang berbeda-beda. mb retno menamainya penjara hati, saya menamainya ruang kosong dihati. Terkadang kita memang mengalami saat yang bahagia dan sedih tapi tergantung bagaimana mengaplikasikan momen tersebut menjadi satu keyakinan dan semangat diri agar tidak terjebak dalam ruang kosong dihati kita sendiri. Semoga hal itu bisa menjadikan kita menambah keimanan kepada Allah. Karna sesuatu yang baik atau yang buruk pasti bisa kita lewati dengan bantuan-Nya…

    Jadi, jeongsin(Semangat) 🙂

  7. Poppy Dwi S_D1510066_MA B  berkata:

    Selamat malam 🙂 ,,

    Salam hangat bagi semua orang yang merasakan hal yang sama,, tak satupun kehidupan yang lepas dari konflik khususnya masalah yang mendera batin. Merubah pribadi menjadi sosok yang kuat sangat lah sulit,, terkadang seseorang lebih melarutkan permasalahan dalam diriya ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga tanpa sadar beban dalam hati pun kiat bertambah. Menurut saya hal yang paling utama dalam menghadapi hal ini dengan cara memerdekakan batin,, yaitu dengan mengungkapkan rasa entah itu melaui perkataan maupun tangisan sesaat,, tetapi yakin lah bahwa tuhan menciptakan iman yang kuat untuk kita.

    SEMANGAT!!!!!!!! 😉

  8. Retno Dewi Trimurti_D1510071_MA.A  berkata:

    haii miss retno…(kaya’ manggil nama sendiri nii..)
    :-):-):-)

    baca blok’nya mbak retno ini bikin ati gimanaaa gitu…dr judul’nya yg ngena banget di ati jd pengen coment” dikit…hehe

    “penjara batin”…..
    Kadang aku suka ngebayangin gmn rasa’nya hidup sebagai seorang narapidana yang terpenjara di dalam sebuah sel penjara..terkurung tanpa sanak saudara dan jauh dari cerita di luar sana.
    Mungkin kalau aku mengalami hal itu,aku akn merasa sangat tersiksa..tapi sesungguhnya penjara yang terberat bagi diri pribadi masing” adalah saat batin kita yang terpenjara.
    Tak banyak yang bisa kita perjuangkan,tak banyak yang bisa kita lakukan dan tak banyak pula yang bisa kita keluhkan..Akan sangat lebih menyakitkan ketika batin kita yang terpenjara.

    Sebenarnya setiap orang memiliki hak asasi masing”..dan hak asasi setiap orang jg sudah tertulis didalam UUD 1945..jadi jangan ada yang merasa seperti terpenjara batin’na..Lakukan apa yg ingin kita lakukan asal tidak melanggar norma,aturan,dan tidak merugikan pihak lain 😉

    KALAU BUKAN DIRI KITA SENDIRI,SIAPA LAGI YG AKAN PEDULI DAN MENJAGA HATI KITA AGAR TIDAK TERSAKITI 🙂

  9. luly ulimpiana D1510047  berkata:

    Penjaraa Hatii?!!
    Pernahh ngalamii,,,,
    Tapi hidup itu anugerah, tidakk lahh selaluu menang tetapi juga kalahh,,,,, kesedihan, kebahagian, kebebasan itu anugerah Tuhan, jalani hidup dg ikhlas, sabar, junjung tinggi kebersamaan n enjooyyy ajaaa,,,,,
    masalah dalam hidup pun anugerah dari Tuhan, dibalik masalah yg diberikan, Tuhan pasti mempunyai rencana yang lebihh baikk…

    >>>>Keep Spirit and Be Better<<<<

  10. Dedi Eka Wardani  berkata:

    dedi E W _MA.B_D1510020

    penjara batin???????

    di dalam kehidupan yang kita jalani , rasa senang sedih sakit silih berganti mengikuti berjalannya waktu. Ga ad yang namanya kehidupan terbelenggu karna kebebasan yang di batasi dan yakinlah kekuatan yang kita punya untuk melakukan perubahan.

  11. Poi Nor_D1510065_D3 MA_A  berkata:

    Saya pernah mengalami “Penjara Batin” atau yang biasa disebut “Tekanan Batin” bagi saya itu sangat menyiksa diri tak ada yang peduli seperti apa sakitnya batin ini.
    Tapi semua itu bisa kita atasi karena satu kunci, yaitu Tuhan. karena semua orang mungkin sudah tau, “Tuhan tidak akan memberikan ciptaanya cobaan yang melebihi batas kemampuannya.” dan semua itu akan saya syukuri sebagai pelajaran hidup…

    Buat mbk retno, ini ada sedikit “Luapan Emosi” mungkin bisa disebut “Puisi” 🙂

    “Penjara Batin”

    Sulit tuk ungkapkan semua beban pikiran, Hanya pandangan kosong. Mati terbelenggu angan-angan…
    Terkunci erat tanpa bisa berontak…
    Seperti Aku terlahir cacat di jiwa…
    Umpat diri ini setan iblis neraka…
    Mencakar muka luapkan emosi namun tak bisa…
    Kesepian ini adalah penderitaan…
    Butakan hati nurani didalam jiwa…
    Mendung kelabu gores pilu…
    Hancur luluh tak berbentuk…
    Penjara batin Umpat diri…
    Penjara batin Umpat hati…
    Putus asa tiada tara…
    Siksa batin gores jiwa…
    Nyalang hitam gurat sesal …
    Gelap malam hilangkan akal…

    dan berharap, SEMUA ITU INDAH PADA WAKTUNYA… 🙂

  12. Ahmad Dwi Raharjo_D1510001_MA A  berkata:

    Mendengar Penjara Batin saya teringat lirik dari lagu salah satu band yaitu Burgerkill, berikut sedikt penggalan lirik yang cukup akrab ditelinga saya

    “Sulit tuk ungkapkan beban pikiran
    Mati terbelenggu angan-angan
    Terkunci erat tanpa bisa berontak
    Aku terlahir cacat di jiwa

    Putus asa tiada tara
    Siksa batin gores jiwa
    Nyalang hitam
    Gurat sesal
    Gurat malam
    Hilangkan akal”

    saya rasa semua orang pernah mengalaminya, terlalu naif jika tidak mengakuinya, tapi apakah seharusnya kita selalu terjebak didalamnya, Tidak !

    karena hidup ini terlalu indah untuk dilewatkan hanya untuk sebuah keadaan yang menurut kita menghukum kita, yeahh jadi tidak seharusnya kita terus bertahan dalam keadaan yang memenjara kita

    Satu langkah besar tetap ke depan
    Tetap lurus karena ada harapan
    Lelah hanya fisik mental semata

    Coba halangi, coba jatuhkan
    percuma karena aku bertahan
    dewasa aku tak akan berubah
    Ini aku, ku atur jalan hidupku..

    yeahhhh \m/

  13. Chibiirryyn fivers  berkata:

    Aku pun sabar ada di lapas ..
    aku pun merasa kehilangan yg nama.a cinta & kebebasan ..
    tp aku pikir” lg.. ” mungkin dosa & kenakalan ku sdh melewati batas dan hrs cpt di ksh peringatan.. padahal mbak.. saya tdk ikut melakukan.. saya hnya trlalu polos dan aku pun tak mengerti dgn hukum di masa usia ku 18th..
    tp mbak saya bersyukur..
    karna di penjara lah aku jd ingat sama Allah swt.. aku bisa khattam Qur’an.. di luar saya blom tntu bisa melaksanakan.a mbak..

    Tiada Bunga & Tangis Untuk Seorang RESIDIVIS

Beri Komentar