I Adore You, Daniel Sahuleka

“ Iam maybe not romantic//And maybe not poetic//Sometimes I’m not that fluent//To find those magic words ..”

Pentas Daniel Sahuleka yang digelar di Ballroom The Sunan Hotel sudah usai.  Namun layar masih terbentang. Ada sebongkah cerita tercecer dari acara The Indonesian  Legend Concert Tour 2011 yang menampilkan Daniel Sahuleka bersama Koes Plus, 18 Januari  2011 lalu. Read the rest of this entry »

Wajah ayu Ibu

Apa yang  aku warisi dari sosok Ibu? Sebagai perempuan Jawa aku  jauh dari kata lembut. Dalam tutur  cenderung  lebih  lugas. Cara berjalan pun  beda dengan ibuku yang  mirip macan luwe. Dengan  penampilan yang merak ati,  ibuku  mampu merepresentasikan sosok perempuan Jawa nan sempurna. Rambutnya  ngandan-ngandan, senyum menawan, tutur sejuk selalu lahir dari dirinya. Sampai detik ini Ibu dengan segala kelembutannya adalah   makluk Tuhan yang  aku  hormati sampai ke dasar jiwa.   Tak pernah terbersit   dalam pikiran  untuk membantah perintahnya.

Malam ini, wajah ayu Ibu kembali mampir dalam pikiranku. Ketika aku merasakan penat yang sangat, hidup seperti menyajikan pilihan-pilihan keras yang kadang tak menyenangkan. Lelah yang kurasa membuat kurindu  dipeluk Ibu seperti waktu kecil dulu. Ketika nilaiku jelek , Ibu tulus  mengajariku  . Ibu selalu mempercayaiku ketika semua guru tak yakin akan kemampuanku.  Hanya  Ibu  yang  selalu menganggapku mampu sampai dunia tahu.

Ibu, kini anakmu tengah hilang keyakinan. Namun tak ingin  mengeluh dan menghadirkan  itu pada wajah uzurmu.

Aku tahu  doamu terlantun sepanjang waktu , sebagai daya untuk kuatkan anakmu. Seribu peluh ini akan tertebus dengan  melihatmu tersenyum.  Aku akan menyimpan isak itu dibawah bantal, berlari dan menjauh darimu. Cukuplah engkau peluk ragaku  , bagaimana  jiwaku engkau tak perlu tahu .  Karena tak kan sanggup  kulihat engkau titikkan airmata

Ibu aku akan  berjuang dan bertahan , meski luka aku akan terus berjalan.

Ibu  tak hanya cantik   parasmu tapi kau sungguh ayu dalam lakumu

The Power of Euforia !

Akhirnya saya percaya  Bola memang menakjubkan. Entah setan apa yang memanggilku untuk ke Stadion Manahan, Sabtu 8 Januari 2011 lalu. Hujan tak menyurutkan setapak langkah ku menjadi bagian dari 22 ribu orang yang sore itu menjadi saksi kelahiran Liga Primer Indonesia, sebuah kompetisi sepak bola alternatif tanpa sokongan dana APBD.

Rasa penasaran lah yang menuntunku seorang diri ke stadion sepak bola. Dalam sejarah hidupku, baru kali ini masuk ke arena pertandingan secara langsung. Berbekal tiket  VIP seharga Rp. 50 ribu saya menyaksikan pertandingan Solo FC melawan Persema Malang.  Sayang, setelah saya masuk dan duduk di tribun VIP, kenyamanan untuk menyaksikan pertandingan tak seperti yang kubayangkan. Read the rest of this entry »

Menjadikan Sukses sebagai Teman Hidup

Hari ini adalah hari kesepuluh di tahun 2011. Saya memaksa diri untuk menebus kegagalan saya menulis di hari pertama tahun 2011 yang merupakan tahun kelinci. Seperti tabiat kelinci yang giat gesit dan lincah saya pun ingin melakukan gerakan yang gesit di tahun ini. Tetapi tentu saja tetap cantik  di tahun ini macam kelinci.

Menapaki hari-hari di tahun 2011, mau tidak mau, saya harus flashback setahun perjalanan saya di tahun 2010. Pada awal tahun itu, saya menggeber  diri belajar menjadi mediator. Saya kembali bergulat dengan ilmu hukum yang sudah lama saya tinggalkan. Selesai belajar menjadi mediator, tak berarti saya menjadi mediator professional karena hingga  detik ini saya tak kunjung mendaftarkan diri ke pengadilan negeri  se bagai mediator.Saya ternyata  abai dengan apa yang yang telah saya perjuangkan di awal tahun. Namun saya tak menyesal meski saya tidak menekuni bidang ini , saya toh  tak kehilangan ilmu yang telah saya pelajari. Read the rest of this entry »