Solo Batik Fashion dalam Catatan

Di tengah kepungan ragam acara yang marak diselenggarakan di kota Solo pada bulan Juli , Solo Batik Festival (SBF) kembali digulirkan. Unjuk karya designer kota Solo yang kedua  ini nampak beda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari partisipasi designer yang ikut dalam acara ini. Dalam gelaran kali ini terdapat beberapa designer tamu dari kota lain seperti Sthephanus Hamy (Jakarta), Elkana Gunawan (Semarang) dan Tomy Tri Wahyudi serta Afif Sakur dari Jogjakarta. Read the rest of this entry »

Arti Sebuah Nama

Pasang dan surut dalam menjalani pekerjaan sering kita alami. Apalagi pekerjaan itu merupakan runtinitas. Kita sering kali harus melakukan sesuatu untuk mempertahankan kecintaan terhadap apa yang kita kerjakan . Memberikan suntikan energy untuk melawan rasa bosan.  Seperti yang saya alami. Sepuluh tahun  mendedikasikan diri pada pekerjaan ini  ternyata membuat banyak hal yang terlewati.

Hari Minggu lalu, ketika rasa penat membuncah , tiba-tiba saja saya ingin mampir di sebuah warung yang pada masa SMA menjadi langganan saya. Saya ingin menikmati siang yang panas sekali itu di warung yang terletak di Kalitan. Tepatnya di depan stasiun radio JPI Solo. Di warung rujak yang sekarang diberi nama Warung Rujak Kodrat Illahi ini, saya merasa dilemparkan kembali masa SMA. Dulu, hampir setiap pulang sekolah, saya selalu menyempatkan diri mampir di warung ini.

Sembari melayani pembeli, pemilik warung yang belakangan saya ketahui bernama Azizah ini melayani ajakan saya mengobrol. Ibu dengan dua anak ini menceritakan, dia membuka warung sejak masih usia 19 tahun. Mula pertama, warungnya berada di bawah pohon talok. Tidak ada papan nama. Meski demikian, warungnya sangat populer. Pelanggannya tak hanya warga sekitar, mahasiswa kedokteran UNS yang praktek di RS Dr Moewardi, yang kala itu masih di Mangkubumen, merupakan pelanggan setia bu Azizah. Juga masyarakat luas, termasuk anak-anak SMA seperti saya kala itu.

Rujak bu Azizah rasanya memang enak dan harga yang relative murah. Tak heran kalau pelanggan warung rujak ini  pun berjibun. Seiring dengan kelarisannya, warung ini mulai diterpa gossip. Ada gossip yang berhembus bahwa rujak bu Azizah berbau minyak tanah sampai dengan rumor kalau pemilik warung ini memiliki “ pesugihan “ dan sebagainya.

“Saya terpukul dan sedih,” tutur bu Azizah.  Warung pun menjadi sepi. Halangan  justru yang datang silih berganti. Ibu ini tidak pernah berpikir untuk banting stir menjual jajanan lain karena memang sedari awal hanya ingin membuka warung rujak.

Ketika kegundahan memuncak, bu Azizah memutuskan untuk berkunjung ke keluarga suaminya di Aceh. Dia berkesempatan sholat di masjid Baiturrahman . Di sana dia melihat sebuah papan nama  warung  atau kantin yang di dekat masjid bertuliskan  “kodrat Ilahi”. “Tiba-tiba saya muncul pemikiran untuk memberi nama warung rujak  saya dengan nama Kodrat Ilahi,” kata bu Azizah menceritakan ikhwal nama warungnya. Sejak menggunakan nama “Kodrat Illahi”, bu Azizah merasa tidak lagi didera rumor seperti yang pernah dialami.

Bagi sebagian orang seperti kata Shakespeare, apalah artinya sebuah nama. Banyak orang tak meyakini  pentingnya nama. Tetapi tidak demikian bagi  seorang Azizah. Nama merupakan sumber kekuatannya dalam menjalankan roda usaha. Bagi saya nama adalah sebuah “ brand” yang mesti dijaga kredibilitasnya agar senantiasa memberi nilai dan kemanfaatan tidak hanya untuk dirinya  tapi   juga sekelilingnya. Jadi apa arti sebuah nama bagimu, sahabat ???

PR versus Lawyer ?

Belakangan banyak selebritis, tokoh tokoh besar bahkan perusahaan yang mengalami krisis “pencitraan” karena kasus-kasus hukum. Biasanya, mereka lantas menggunakan jasa lawyer atau public relations (PR) untuk membantunya. Namun acap kali, strategi yang dipergunakan justru menjadi bumerang.

Kegagapan menghadapi krisismemang hanya akan melahirkan kebingungan yang gilirannya membuat langkah-langkah yang dilakukan menjadi tidak taktis. Menggunakan jasa lawyer atau PR atau kedua-keduanya bukan sesuatu yang salah. Tentu saja sepanjang lawyer dan PR memiliki kesadaran dan cara pandang yang sama dalam memotret krisis tersebut. Read the rest of this entry »

Kaka, Bola dan Sunan

Hancur hati saya menyaksikan tim Brazil harus angkat koper dari Afrika Selatan lebih dini. Sedih sekali perasaan saya melihat Kaka yang hanya tertunduk lesu saat gagal menyelamatkan timnya saat melawan Belanda. Bagi saya, Brazil adalah tim yang harus selalu saya dukung bahkan sejak saya lahir. Di pundak Kaka, pemain bintang berwajah imut, saya berharap Brazil akan menjadi juara lagi di ajang Piala Dunia. Faktanya, Brazil hanya mampu bertahan di perempat final. Tapi itu lah sepakbola. Berbagai prediksi telah dijungkirbalikkan. Read the rest of this entry »

Jempol Cut Tari

Jangan tanyakan kenapa saya memilih jempol, bukan kenapa rambut panjangnya atau komentar-komentar nyinyir Cut Tari saat menjadi presenter. Saya tidak pernah memperhatikan jempol  milik Cut Tari. Jadi saya tak juga tidak pernah tahu bagaimana bentuknya, gede, kecil atau panjang. Tetapi jelas saya bisa memaknai artinya kalau jempol itu diacungkan. Read the rest of this entry »