Pemahaman tentang profesi public relations berkembang beragam di masyarakat, sebagai sebuah profesi baru PR sering belum dimengerti tugas dan fungsinya bahkan oleh perusahaan yang meng – hire – nya. Ironis memang, karena banyak perusahaan yang hanya menempatkan PR sebagai divisi pelengkap dan bukan sebagai alat strategis perusahaan yang mampu mendorong perusahaan untuk mencapai goal nya.
Image profesi PR yang sarat dengan tampilan klimis, senyum manis dan basa basi nan wangi rupanya lebih mendominasi pikiran orang daripada jenis pekerjaan yang harus ditangani oleh mereka yang berkiprah di bidang ini secara serius.
Meningkatnya minat terhadap jenis pekerjaan dan bidang ilmu ini ditandai dengan meluapnya animo anak muda yang ingin mempelajari disiplin ilmu ini. Jurusan public relation menjadi salah satu jurusan favorit. Sayangnya tingginya minat tidak dibarengi dengan pemahaman yang utuh terhadap profesi ini. Sebagian mahasiswa baru yang masuk jurusan ini belum mengerti apa yang menjadi job diskription seorang praktisi PR. Selain hanya sebagai juru bicara perusahaan yang seringkali berpenampilan keren dan memiliki keramahan extra. Pekerjaan PR digambarkan sedemikian absurd dengan hasil kinerja yang sulit untuk diukur.
PR dalam definisi sederhananya adalah suatu profesi yang mampu menjadi jembatan antara perusahaan dan khalayaknya. Adapun target dan upaya yang dirancang adalah untuk membangun kesepahaman dengan stakeholder perusahaan baik internal dan external. Idealnya seorang public relation harus mampu menjadi dinamisator, katalisator dan mediato . Profesi ini menuntut integritas yang tinggi bagi pelakunya, karena sebagai juru bicara perusahaan PR, seorang public relations harus mampu menjaga kredibilitas ucapannya. Bukan seberapa sering seorang public relations tampil di media tapi jauh lebih penting adalah bagaimana mereka mampu mempertanggungjawabkan dampak dari exposure tersebut yang bermuara kepada image positip perusahaan yg diwakilinya.
Jam terbang seorang PR juga akan diuji pada saat perusahaan mengalami krisis, manuver, lobby, jaringan, kemampuan komunikasi serta pengelolaan emosi seorang pr akan menentukan keberhasilan sebuah perusahaan melewati saat saat krisis. PR tak hanya harus mampu meyakinkan public externalnya tapi juga memiliki bargaining position yang kuat terhadap public internalnya agar memiliki komitmen yang tinggi dalam menyelesaikan permasalahan yang melanda perusahaan. PR menjadi garda terdepan dalam mengawal krisis perusahaan, demi merubah krisis menjadi peluang.
Last but not least Wajah dari perusahaan tampak pada PR nya, jadi sungguh riskan menyerahkan profesi ini kepada mereka yang hanya mengandalkan penampilan tanpa mempertimbangkan perilaku dan kecerdasannya.
So, tertantang untuk jadi PR ? Monggo..
siiip, mbakne mulai ngeblog. jadi bisa belajar ke_PR-an nih